Thursday 23 September 2021

Apa itu Malware? Pengertian dan Cara Mengatasinya

 

Pada artikel ini kami akan membahas mengenai apa itu malware, khususnya yang berhubungan dengan situs web. Malware merupakan sesuatu yang harus diwaspadai bagi pengguna yang aktifitas sehari-harinya tidak terlepas dari komputer atau jaringan internet.

Apalagi saat ini setiap pekerjaan banyak yang membutuhkan komputer dan jaringan internet yang dapat diakses oleh semua orang. Tentu saja hal ini cukup membahayakan jika seluruh data penting terdapat di perangkat komputer atau terhubung dengan internet. Hal pertama yang akan kami bahas adalah pengertian apa malware dan bagaimana cara kerja malware.

Apa itu Malware?

Malware adalah perangkat lunak yang dibuat dengan tujuan memasuki dan terkadang merusak sistem komputer, jaringan, atau server tanpa diketahui oleh pemiliknya. Istilah malware diambil dari gabungan potongan dua kata yaitu malicious “berniat jahat” dan software “perangkat lunak”. Tujuannya tentu untuk merusak atau mencuri data dari perangkat yang dimasuki.

Tidak sembarangan orang yang dapat membuat perangkat lunak seperti ini. Biasanya mereka adalah orang-orang yang sudah paham mengenai cara membuat perangkat lunak dan sistem keamanan pada perangkat lunak. Meskipun begitu saat ini sudah banyak aplikasi yang dapat membuat malware.

Perbedaan Malware, Virus, dan Trojan

Setelah Anda mengetahui apa itu malware, kini Anda akan mengetahui cara kerja malware.  Selain malware,  virus dan trojan juga sekaligus akan dibahas di ulasan berikut ini. Malware berbeda dengan virus dan trojan, meskipun terkadang tujuannya adalah sama, tetapi ketiga istilah tersebut ternyata berbeda:

1. Trojan

Trojan adalah sebuah perangkat lunak berbahaya yang dapat merusak sebuah sistem, perangkat, atau jaringan. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi penting yang tercantum di dalam log komputer. Informasi ini dapat berupa password, transaksi, dan lain sebagainya.

Penyebaran Trojan sering tidak bisa diprediksi dikarenakan terkadang disembunyikan di dalam kode program.. Kebanyakan pemilik tidak mengetahui bahwa program yang dijalankan merupakan Trojan yang sudah siap disebarkan yang biasanya berbentuk executable file.

2. Virus

Virus adalah perangkat lunak yang menyebar di dalam sebuah sistem dan mengganggu penggunaannya. Virus tidak ditujukan untuk mencuri data atau menganalisa penggunaan data. Virus komputer dapat merusak atau menghapus data di sebuah komputer, menggunakan program email untuk menyebarkan virus ke komputer lain, atau bahkan menghapus apa pun yang ada di dalam hard disk.

Virus adalah perangkat lunak yang menyebar di dalam sebuah sistem dan mengganggu penggunaannya. Virus tidak ditujukan untuk mencuri data atau menganalisa penggunaan data. Virus komputer dapat merusak atau menghapus data di sebuah komputer, menggunakan program email untuk menyebarkan virus ke komputer lain, atau bahkan menghapus apa pun yang ada di dalam hard disk.

Virus kebanyakan disebarkan melalui lampiran email dan pesan. Jadi Anda harus berhati-hati jika terdapat email atau pesan yang masuk ke dalam inbox menggunakan alamat yang mencurigakan atau melampirkan link yang tidak valid. Selain itu virus juga dapat menyebar melalui unduhan yang ada di internet dan menyebar di sistem lokal. Virus dapat bersembunyi di dalam perangkat lunak bajakan atau di file lainnya yang Anda unduh.

Perangkat lunak yang dibuat untuk menyebarkan virus biasanya harus mendapat persetujuan dari pihak ketiga yang tak lain adalah pemilik sistem. Perangkat lunak penyebar virus dapat terdeteksi bahkan sebelum dieksekusi karena terkadang nama file dan program yang dimunculkan berbeda.

3. Malware

Sedangkan apa itu malware? Malware dapat mencangkup dari semua perangkat lunak yang digunakan untuk mencuri, memanipulasi, menghapus, atau bahkan memata-matai sebuah sistem. Malware merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan perangkat lunak berbahaya.

Malware dapat disebarkan melalui beberapa metode. Kebanyakan adalah melalui jaringan internet, email, pesan pribadi, atau halaman situs web. Tidak hanya perangkat komputer saja, server situs web juga banyak menjadi korban dari malware.

Bagaimana Cara Kerja Malware di Website dan Komputer?

Pada situs web malware sering didistribusikan melalui plugin atau tema, sedangkan pada perangkat desktop malware disebarkan melalui perangkat lunak atau kode program. Berikut ini adalah kemungkinan-kemungkinan yang dapat digunakan untuk menyebarkan malware pada sistem atau situs web.

1. Website

  • Plugin

Sekarang ini banyak sekali plugin-plugin yang ditawarkan di berbagai situs untuk memaksimalkan fungsi situs web. Tidak jarang plugin-plugin ini mempunyai fitur yang sangat menarik dan cukup mempermudah mengelola situs web.

Namun perlu diwaspadai saat menggunakan plugin, apalagi menggunakan plugin bajakan. Bisa jadi plugin tersebut sudah disusupi kode program yang dapat merusak situs web yang Anda miliki. Jadi gunakan plugin yang terpercaya dan selalu perbarui versi plugin Anda ke versi yang lebih baru.

  • Tema

Selain melalui plugin, kebanyakan malware banyak tersebar melalui tema bajakan. Tawaran tema yang menarik tetapi murah bahkan gratis menjadikan banyak orang tidak berhati-hati dalam memilih tema.

Gunakan tema yang berbayar atau premium, bukan tema yang diambil dari situs yang tidak terpercaya. Anda juga dapat menggunakan tema gratis yang disediakan oleh penyedia resmi. Meskipun tidak menjamin 100% aman, paling tidak Anda sudah mengurangi sedikit resiko terkena malware.

  • Perangkat Desktop

Saat menggunakan perangkat desktop dan ingin menginstal perangkat lunak Anda perlu berhati-hati dalam mengeksekusi kode programnya. Bisa jadi aplikasi yang Anda unduh merupakan aplikasi yang sudah disusupi malware di dalamnya. Ketika dieksekusi maka malware otomatis akan menyebar di dalam sistem.

Tidak jarang di dalam kode program terdapat backdoor yang digunakan untuk memberikan hak akses kepada pembuat malware supaya dapat mengakses sistem dari jarak jauh.

Bagaimana Cara Mengatasi Malware?

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghilangkan atau mengatasi malware yang sudah tersebar di dalam sistem. Pada pembahasan ini kami akan membahas cara mengatasi malware di WordPress dan komputer atau perangkat desktop.

Cara Mengatasi Malware di WordPress

1. Atasi Malware Menggunakan Wordfence

apa itu malware - wordfence

Anda dapat menggunakan cara menghilangkan malware di WordPress dengan menggunakan Wordfence. Wordfence merupakan plugin yang terdapat di WordPress yang digunakan untuk melakukan pemindaian virus dan membersihkannya. Ini termasuk layanan anti virus enterprise yang dapat Anda gunakan secara gratis.

Kami sudah membuat panduan untuk menggunakan Wordfence untuk menghilangkan malware pada WordPress. Anda dapat mengikuti panduannya di artikel cara menghapus malware WordPress dengan Wordfence.

Selain menggunakan Wordfence Anda juga dapat menggunakan beberapa plugin pengaman lain seperti BulletProof, iThemes,  All In One WP, dan lain sebagainya.

2. Mengatasi Halaman Website “The site ahead contains malware

apa itu malware - site ahead contains malware

Saat membuka website Anda tiba-tiba memunculkan pesan “The site ahead contains harmful programs Error” atau “The site ahead contains malware”. Bisa jadi hal tersebut dikarenakan terdapat malware yang menginfeksi situs web tersebut. Tentu saja halaman ini akan menghilangkan banyak trafik yang masuk jika tidak segera diatasi.

Kami sudah pernah membuat panduan terkait dengan cara mengatasi malware seperti ini, Anda dapat mengaksesnya melalui artikel cara menghilangkan halaman the site ahead contains malware.

Mengatasi Malware di Komputer

Terkadang sumber malware muncul dari perangkat desktop yang digunakan. Dikarenakan beberapa pengguna atau user sering mengembangkan situs web melalui komputer lokal yang kemudian diunggah ke server situs web menggunakan koneksi FTP.

Sebelum diunggah terkadang malware sudah masuk ke dalam folder atau file situs web. Setelah diunggah malware semakin banyak dan menyebar. Jadi, sebelum mengunggah file situs web pastikan terlebih dahulu bahwa tidak ada malware di dalamnya.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi ini, yaitu dengan melakukan pemindaian malware atau meneliti satu persatu file yang terdapat didalamnya. Melihat satu persatu file untuk memastikan tidak ada file yang mencurigakan.

Kesimpulan

Malware dapat menjadi sebab yang berbahaya untuk situs web. Tidak hanya mengganggu sistem yang berjalan, malware juga dapat mencuri data-data yang penting, mengubahnya, dan bahkan mengendalikan sistem yang ada.

Meskipun malware sangat mudah menyebar di dalam sistem, hal itu dapat dicegah terlebih dahulu. Caranya adalah melakukan pemindaian malware secara berkala dan melakukan pengecekan jika terdapat file yang mencurigakan.


Perbedaan Cloud Hosting, VPS, dan Shared Hosting

 

Apakah Anda sedang bingung memilih layanan hosting? Bingung dalam memilih layanan hosting yang tepat sangatlah wajar. Sebab tersedia berbagai macam pilihan layanan layanan hosting dengan berbagai fitur spesifikasi.

Ketika mengetikkan kata kunci “hosting” di Google, Anda akan menemukan banyak perusahaan yang menyediakan berbagai macam produk layanan hosting. Ada yang menawarkan shared hosting. Ada yang menawarkan VPS hosting. Ada juga yang menawarkan cloud hosting.

Anda pun mulai bertanya-tanya apa perbedaan di antara ketiganya. Apakah shared hosting cocok untuk website Anda? Atau mungkin Anda lebih cocok menggunakan VPS hosting? Bisa jadi cloud hosting lebih cocok untuk Anda.

Artikel ini akan membantu Anda memahami perbedaan tiga jenis layanan tersebut sehingga Anda bisa memilih layanan hosting paling tepat untuk website Anda.

Perbedaan Cloud Hosting, VPS dan Shared Hosting di Niagahoster

Ketika memutuskan untuk menyewa layanan web hosting Anda pasti sering mendengar tentang Cloud Hosting, Virtual Private Server (VPS) dan Shared Hosting. Penyedia layanan hosting biasanya menawarkan ketiga layanan itu di halaman website mereka. Cloud Hosting, VPS, maupun Shared Hosting mempunyai perbedaan cukup signifikan.

Shared Hosting

Shared hosting adalah layanan paling populer untuk pengguna yang sedang membangun website pertama mereka dengan cakupan yang masih kecil.

Shared hosting digunakan secara bersama-sama oleh banyak pengguna sekaligus. Para pengguna layanan shared hosting tersebut berbagi resource & kapasitas server bersama-sama.

Jika diibaratkan, menggunakan layanan shared hosting seperti menyewa sebuah apartemen –apartemen adalah server fisik. Semua penghuni berbagi di bangunan yang sama; berbagi elevator, tangga, parkir mobil, dan tempat sampah. Jadi ketika salah salah penghuni apartemen menggunakan fasilitas yang berlebihan dapat mengganggu penghuni lainnya.

Shared hosting merupakan pilihan layanan yang paling murah dan paling ekonomis. Namun tentu saja banyak batasan yang harus Anda terima ketika menggunakan shared hosting.

Kelebihan Shared Hosting

  • Harga terjangkau. Shared hosting relatif lebih murah dibandingkan dengan VPS dan Cloud Hosting.
  • Keamanan, pembaruan, dan pengelolaan server dilakukan oleh penyedia layanan hosting.

Kekurangan Shared Hosting

  • Karena banyak website berjalan di server yang sama, terkadang menyebabkan akses lambat.
  • Terdapat banyak batasan penggunaan dan sumber daya.
  • Karena server digunakan bersamaan, jika salah satu pengguna menyebabkan gangguan atau overload, pengguna lain di server yang sama berpotensi terkena dampak gangguan.

Virtual Private Server (VPS)

Virtual Private Server (VPS) adalah tipe web hosting yang sumber dayanya berasal dari satu server fisik, yang kemudian terbagi lagi menjadi beberapa server virtual yang lebih kecil. Masing-masing server virtual berjalan seperti dedicated server.

VPS mirip dengan shared hosting. Perbedaan antara keduanya terletak pada pembagian sumber daya yang tersedia. Ketika Anda menggunakan layanan VPS, sumber daya VPS tersedia khusus hanya untuk Anda; tidak terpengaruh oleh pengguna lainnya. Jadi Anda dapat menyesuaikan konfigurasi persis sesuai dengan keinginan Anda.

Jika dianalogikan, menggunakan layanan VPS seperti Anda menyewa rumah di perumahan. Anda bertanggung jawab untuk mengelola isi dan segala perabotannya, termasuk melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan perabotan. Namun Anda masih tinggal bersama penghuni rumah lain di dalam satu perumahan yang sama.

Kelebihan (VPS)

  • Konfigurasi keamanan dikelola secara penuh oleh pemilik VPS sehingga bisa memodifikasi konfigurasi keamanan yang lebih ketat dibandingkan dengan shared hosting.
  • Anda mendapatkan akses ke root. Akses root memungkinkan Anda untuk melakukan pengaturan sesuai kebutuhan Anda.
  • Anda dapat mengembangkan kapasitas VPS jika diperlukan seiring berjalannya waktu.

Kekurangan (VPS)

  • Membutuhkan pengetahuan yang lebih dalam terkait dengan server dan sistem operasi Linux.
  • Lebih mahal dibandingkan dengan shared hosting dan cloud hosting

Perbedaan Cloud Hosting, VPS dan Shared Hosting di Niagahoster

Ketika memutuskan untuk menyewa layanan web hosting Anda pasti sering mendengar tentang Cloud Hosting, Virtual Private Server (VPS) dan Shared Hosting. Penyedia layanan hosting biasanya menawarkan ketiga layanan itu di halaman website mereka. Cloud Hosting, VPS, maupun Shared Hosting mempunyai perbedaan cukup signifikan.

Shared Hosting

Shared hosting adalah layanan paling populer untuk pengguna yang sedang membangun website pertama mereka dengan cakupan yang masih kecil.

Shared hosting digunakan secara bersama-sama oleh banyak pengguna sekaligus. Para pengguna layanan shared hosting tersebut berbagi resource & kapasitas server bersama-sama.

Jika diibaratkan, menggunakan layanan shared hosting seperti menyewa sebuah apartemen –apartemen adalah server fisik. Semua penghuni berbagi di bangunan yang sama; berbagi elevator, tangga, parkir mobil, dan tempat sampah. Jadi ketika salah salah penghuni apartemen menggunakan fasilitas yang berlebihan dapat mengganggu penghuni lainnya.

Shared hosting merupakan pilihan layanan yang paling murah dan paling ekonomis. Namun tentu saja banyak batasan yang harus Anda terima ketika menggunakan shared hosting.

Kelebihan Shared Hosting

  • Harga terjangkau. Shared hosting relatif lebih murah dibandingkan dengan VPS dan Cloud Hosting.
  • Keamanan, pembaruan, dan pengelolaan server dilakukan oleh penyedia layanan hosting.

Kekurangan Shared Hosting

  • Karena banyak website berjalan di server yang sama, terkadang menyebabkan akses lambat.
  • Terdapat banyak batasan penggunaan dan sumber daya.
  • Karena server digunakan bersamaan, jika salah satu pengguna menyebabkan gangguan atau overload, pengguna lain di server yang sama berpotensi terkena dampak gangguan.

Virtual Private Server (VPS)

Virtual Private Server (VPS) adalah tipe web hosting yang sumber dayanya berasal dari satu server fisik, yang kemudian terbagi lagi menjadi beberapa server virtual yang lebih kecil. Masing-masing server virtual berjalan seperti dedicated server.

VPS mirip dengan shared hosting. Perbedaan antara keduanya terletak pada pembagian sumber daya yang tersedia. Ketika Anda menggunakan layanan VPS, sumber daya VPS tersedia khusus hanya untuk Anda; tidak terpengaruh oleh pengguna lainnya. Jadi Anda dapat menyesuaikan konfigurasi persis sesuai dengan keinginan Anda.

Jika dianalogikan, menggunakan layanan VPS seperti Anda menyewa rumah di perumahan. Anda bertanggung jawab untuk mengelola isi dan segala perabotannya, termasuk melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan perabotan. Namun Anda masih tinggal bersama penghuni rumah lain di dalam satu perumahan yang sama.

Kelebihan (VPS)

  • Konfigurasi keamanan dikelola secara penuh oleh pemilik VPS sehingga bisa memodifikasi konfigurasi keamanan yang lebih ketat dibandingkan dengan shared hosting.
  • Anda mendapatkan akses ke root. Akses root memungkinkan Anda untuk melakukan pengaturan sesuai kebutuhan Anda.
  • Anda dapat mengembangkan kapasitas VPS jika diperlukan seiring berjalannya waktu.

Kekurangan (VPS)

  • Membutuhkan pengetahuan yang lebih dalam terkait dengan server dan sistem operasi Linux.
  • Lebih mahal dibandingkan dengan shared hosting dan cloud hosting

Kesimpulan

Layanan cloud hosting, VPS, dan share hosting sama-sama memberikan solusi bagi Anda yang ingin mengembangkan website. Namun ada perbedaan di antara ketiganya. Masing-masing juga layanan mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Anda tinggal memilih layanan yang sesuai dengan website yang ingin Anda kembangkan dan maksimalkan potensi layanan dipakai.

Cara Install Laravel di cPanel Hosting

 

Apa itu Laravel?

Laravel adalah framework PHP yang dibuat dengan tujuan memudahkan developer untuk mengembangkan situs web dengan sederhana, elegan, menyenangkan, dan ekspresif.

Framework Laravel diluncurkan sekitar tahun 2011 dan sekarang sudah banyak dikenal dan digunakan di berbagai situs web karena sifatnya yang elegan dan dinamis. Framework ini juga terkenal dengan dokumentasinya yang lengkap dan selalu up to date, tak heran jika banyak orang yang ingin belajar laravel.

MVC atau Model, View, Controller menjadi pondasi Laravel yang dilengkapi dengan tool teks perintah (command line) yang bernama “Artisan” yang bisa digunakan untuk packaging bundle dan instalasi bundle melalui command prompt.

Laravel bukan satu-satunya framework PHP yang saat ini populer, ada beberapa framework lain juga yang sama populernya, seperti Codeigniter, Symfony, Phalcon, Yii, dan lain sebagainya.

Kelebihan Laravel

Dan, apa keuntungan dan kelebihan menggunakan Laravel?

Sederhananya, kita bagi menjadi tiga, yaitu Expressif, Simple, dan Accessible.

  • Expressif, artinya ketika menggunakan Laravel, programmer diharapkan memahami langsung kegunaan dari suatu sintaks meskipun belum mempelajari atau bahkan menggunakannya.
  • Simple, artinya tidak perlu mendeklarasikan banyak fungsi untuk mengambil beberapa data. Sebagai contoh kita ingin mengambil semua data yang ada di dalam table users, maka hanya perlu membuat class model bernama user: kemudian memasukan semua data dari tabel users tersebut dengan cara sebagai berikut:

$all_user = User::all();

  • Accessible, artinya Laravel dapat dijangkau dengan mudah. Dokumentasi framework ini dibuat selengkap mungkin sehingga jika terdapat rilis terbaru akan segera mendapatkan panduan bagaimana cara menggunakannya.

Laravel di Softaculous

Softaculous adalah auto-installer ‘aplikasi instalasi otomatis’ untuk cPanel dan DirectAdmin. Tersedia ratusan skrip dan ribuan PHP Class yang dapat dipasang di hosting. Proses instalasi sangat mudah dan sederhana.

Di Softaculous, Laravel dapat diinstall dengan mudah.

Sedangkan proses instalasi manual dapat Anda ikuti panduan Laravel Tutorial untuk Pemula.

Cara Install Laravel di cPanel

Cara install Laravel di cPanel setidaknya terdapat lima langkah sederhana yang perlu dilakukan, yaitu:

  • Login ke cPanel
  • Akses Fitur Softaculous Apps Installer
  • Menjalankan Script instalasi Laravel
  • Pengaturan Software Setup
  • Pengecekan

Kelima langkah itu akan secara otomatis menginstall Laravel di hosting sesuai dengan domain yang dipilih.

Kebutuhan yang Perlu Dipersiapkan

Apa yang diperlukan sebelum menerapkan cara install Laravel?

  • Akses ke akun cPanel.
  • Pastikan Hosting Anda mendukung Laravel.

Bagi Anda pengguna layanan hosting di Niagahoster tidak perlu khawatir, karena hosting tersebut sudah sepenuhnya mendukung penggunaan Laravel dan percobaan pada artikel ini menggunakan salah satu layanan hosting dari Niagahoster.

Bagi Anda yang belum mempunyai hosting dan ingin mendapatkan layanan hosting dengan dukungan Laravel, silakan kunjungi halaman web hosting Indonesia untuk mendapatkan layanannya dengan mudah.

Panduan Upload File Laravel ke cPanel Hosting

Kebutuhan yang Perlu Dipersiapkan

Apa yang diperlukan sebelum menerapkan cara install Laravel?

  • Akses ke akun cPanel
  • File backup Laravel

Langkah-langkah Upload File Laravel ke cPanel Hosting

Catatan! Ada dua cara upload Laravel ke hosting: (1) Menggabungkan folder “publik” dengan folder “laravel”. (2) Memisahkan folder “public” dengan folder “laravel”. Supaya mudah, kita akan menggunakan cara yang pertama terlebih dahulu.

Pada panduan ini kita akan memindahkan file dari akses localhost ke domain https://duniakaktus.com/public.

Langkah 1 – Mengarahkan Rute ke Folder Laravel

Secara default, Laravel akan mengakses folder root Laravel dan tidak langsung mengakses folder public miliknya. Sehingga perlu dibuatkan rute agar ketika mengakses domain, maka akses langsung diarahkan ke file index.php di folder “public”.

Caranya? Buat file index.php di dalam folder root Laravel.

6_cara install laravel dan cara unggah laravel
File index.php yang dibuat di folder root Laravel.

Kemudian isi dengan script berikut:

<?php

header(‘Location: public/’);

Simpan dan pastikan ketika mengakses domain atau localhost langsung mengarah ke halaman Laravel.

Cara ini adalah salah satu cara yang dapat dipakai, cara lainnya adalah dengan memodifikasi file .htaccess pada root folder Laravel di hosting.

Langkah 2 – Compress Seluruh File Laravel

Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan seluruh file Laravel menjadi satu buah file dengan cara di-compress. Agar dapat di ekstrak di cPanel, gunakan ekstensi .zip pada file.

4_cara install laravel dan cara unggah laravel
Compress file Laravel di Windows.

Langkah 3 – Akses Halaman cPanel Hosting

Langkah cara upload file Laravel ke cPanel selanjutnya adalah melakukan akses ke cPanel. Anda dapat membuka cPanel dengan mengakses URL: 

Atau dapat mengikuti panduan Cara Membuka cPanel Melalui Android dan Desktop untuk membuka cPanel melalui Android.

Langkah 4 – Klik Fitur “File Manager”

Gunakan kolom pencarian untuk mencari fitur File Manager, kemudian akses fitur tersebut.

3_cara install laravel dan cara unggah laravel
Fitur File Manager di cPanel.

Langkah 5 – Upload File Laravel

Arahkan navigasi ke folder root yang ingin digunakan untuk penyimpanan Laravel.

Catatan! Pada contoh menggunakan folder utama public_html, sehingga file zip dari lokal diunggah di folder tersebut. Anda dapat mengunggah file zip ke public_html atau folder lain yang ingin digunakan untuk mengakses file Laravel.

cara install laravel

Saat file zip sudah terupload, klik kanan file itu dan “Extract”, maka susunan file dan folder akan sesuai dengan yang di atas.

Langkah 6 – Tes Hasil Upload File Laravel

Pengecekan dapat dilakukan dengan mengakses domain atau subdomain yang digunakan untuk menyimpan file Laravel. Hasilnya akan menjadi seperti di bawah ini.

cara install laravel

Kesimpulan

Cara install Laravel dapat lebih mudah dilakukan menggunakan fitur Softaculous yang ada di cPanel. Prosesnya tidak membutuhkan waktu yang lama dan hanya membutuhkan beberapa langkah saja secara otomatis Laravel dapat terinstall. Proses upload file Laravel ke hosting juga dapat dilakukan dengan cara yang sederhana dan ringkas seperti melakukan upload file situs web dengan framework lain.

Apa Itu Cloud Hosting & Mengapa Anda Memerlukannya?

 

Cloud hosting adalah solusi terbaik bagi Anda yang menginginkan kemudahan shared hosting dengan resource dedicated seperti Virtual Private Server (VPS). Namun, bukankah shared hosting saja cukup? Kenyataannya tidak demikian.

Meskipun mempunyai banyak keuntungan, di sisi lain shared hosting juga mempunyai batasan penggunaan. Selain kapasitas yang terbatas, Anda pun harus rela berbagi resource dengan pengguna lain.

Shared hosting masih cocok digunakan ketika website yang Anda kelola masih dalam skala kecil sampai menengah. Saat website Anda mulai berkembang dan menjadi besar –atau sudah terlalu banyak website di dalam satu akun shared hosting Anda– pada umumnya performa website Anda akan tidak optimal. Hal ini dikarenakan resource yang dibutuhkan juga semakin besar.

Pada kondisi seperti di atas, penyedia layanan web hosting biasanya akan menawarkan kepada Anda untuk beralih ke VPS. Namun, solusi ini kadang bukan solusi terbaik karena mengelola VPS tidak mudah dan membutuhkan keahlian khusus. Tentu saja pengguna awam akan merasa kesulitan saat mengoperasikannya.

Oleh karena itu, ada alternatif selain menggunakan VPS, yaitu Cloud hosting. Apa itu Cloud hosting dan bagaimana cara kerjanya? Kami akan membahasnya di artikel ini sekaligus alasan mengapa Anda membutuhkannya.

Cara Kerja Cloud Hosting

cara kerja cloud hosting

Bagian ini akan membahas lebih lanjut bagaimana cara kerja cloud hosting.

Server yang ada di dalam jenis hosting ini saling membantu saat melakukan serangkaian tugas atau program.

Di saat ada server terjadi masalah, server lain yang masih aktif aktif lainnya sementara menggantikan tugas server yang bermasalah untuk melayani permintaan (request) website.

Proses yang sama terjadi pada saat server mengalami kelebihan beban (overload). Server lain di dalam cluster yang sama akan membantu server yang kewalahan memproses permintaan dari website.

Jadi, cloud hosting melakukan pendekatan distribusi. Karena setiap permintaan website didistribusikan ke beberapa lokasi sehingga masalah downtime bisa dicegah saat server cluster mengalami gangguan.

Bisa dikatakan jenis hosting ini menerapkan prinsip gotong royong antar server. Tujuannya tidak lain untuk meningkatkan uptime dan lebih cepat melayani permintaan website. Hal ini sangat berbeda dengan server shared hosting yang bekerja secara individu, bahkan saling berebut resource.

Fungsi Cloud Hosting Untuk Website Anda

Jika Anda menggunakan shared hosting dan penggunaan sudah sering melebihi kapasitas yang semestinya, bisa saja Anda beralih ke VPS. Namun jika Anda takut tidak bisa menggunakan VPS atau tidak paham cara menggunakannya, solusi yang paling ideal adalah menggunakan cloud hosting.

Alasannya simple: Performanya lebih cepat dibandingkan dengan shared hosting biasa dengan keleluasaan resource dedicated seperti VPS. Bayangkan saja, dengan kecepatan tersebut Anda pasti dapat menampung ribuan trafik dalam satu waktu layanya VPS. Namun dibandingkan dengan VPS, cloud hosting lebih mudah pengelolaannya dengan layanan Full Managed.

Selain itu, berikut 3 alasan utama mengapa Anda membutuhkan cloud hosting:

1. Mampu Menampung Trafik Masif

Anda tidak perlu khawatir mendapatkan trafik yang berlebihan yang dapat membuat website down dan kehilangan pengunjung. Teknologi cluster memungkinkan website untuk menampung trafik yang masif.

Sehingga, server dapat diakses ribuan bahkan jutaan orang secara bersamaan. Ketika ada salah satu server yang overload maka beban akan dibagi dengan server lain. Metode pembagian ini dikenal dengan sistem back-up resource.

Dengan ini, Anda bisa lebih fokus untuk mengembangkan website Anda dan mendapa pengunjung lebih banyak lagi.

2. Performa Tinggi dan Aman

Layanan cloud hosting mempunyai berbagai macam fitur unggulan. Fitur yang dimiliki dapat membantu Anda membangun website yang andal.

Pengembang dapat dengan mudah menambahkan resource saat trafik tinggi dan menguranginya ketika trafik sudah mulai normal kembali.

Jadi, Anda dapat menciptakan platform yang cepat, fleksibel, dan dengan mudah dikustomsisasi.

Ketika kebanyakan layanan hosting mengalami masalah keamanan seperti penyadapan jaringan, invansi ilegal, dan penyalahgunaan data. Layanan cloud hosting menawarkan keamanan dan kerahasiaan data, kontrol akses data, dan intergritas data.

Selain itu, penyedia layanan juga dapat menambahkan algoritma enkripsi untuk melindungi data pribadi dan privasi.

3. Kemudahan Manajemen (Full Managed)

Proses manajemen cloud hosting sama seperti shared hosting, yaitu menggunakan kontrol panel. Anda tidak perlu khawatir kesulitan melakukan berbagai macam pengaturan. Karena semua pengaturan dengan mudah Anda lakukan menggunakan panel yang ada.

Penyedia layanan cloud hosting terkadang menyediakan layanan Full Manage –salah satunya adalah Niagahoster. Full Managed berarti segala konfigurasi dan pengelolaan server dilakukan oleh tim dari penyedia layanan.

Layanan Full Managed membuat pengguna tidak perlu ribet untuk melakukan instalasi dan konfigurasi website, karena semua kemudahan ada dalam satu dashboard Anda. Anda dapat menggunakan fitur Auto Installer untuk menginstall dan mengkofigurasi website dari awal hingga akhir.

Anda juga dapat menggunakan WordPress Staging untuk melakukan uji fitur dan ide baru di sandbox sebelum website Anda live. Selain Auto Install dan WordPress Stagging, masih banyak fitur yang ditawarkan seperti LiteSpeed Web Server dan WP Accelerator.

LiteSpeed Web Server merupakan teknologi yang menggantikan Apache Web Server tanpa harus mengubah konfigurasi, program, atau detail sistem operasi yang sudah ada. Sedangkan WP Accelerator membantu Anda mempercepat loading website dan performa website menjadi leih optimal.

Website Apa Saja Yang Bisa Dibuat Dengan Cloud Hosting?

Di tahap ini, mungkin Anda bertanya-tanya, jenis website apa yang paling cocok untuk menggunakan cloud hosting?

Tenang, semua jenis website bisa menggunakannya kok. Akan tetapi, ada beberapa jenis website yang sangat membutuhkan manfaatnya, contohnya adalah:

  • Toko online
  • High-traffic blog
  • Website proyek
  • Website perusahaan
  • Portal berita

Apakah Anda melihat polanya? Ya, jenis website di atas sama-sama memiliki jumlah traffic yang tinggi. Hal ini bisa diatasi dengan keandalan performa server cloud hosting yang dapat meminimalisir kemungkinan server down.

Selain itu, tipe hosting ini juga relatif lebih aman, terutama jika dibandingkan dengan shared hosting.

Oleh karena itu, jenis hosting ini sangat cocok bagi website-website yang butuh keamanan tinggi seperti toko online dan website perusahaan.

Tapi ingat, penggunaannya tak hanya terbatas pada website-website seperti itu saja. Apapun jenis websitenya, Anda bebas untuk menggunakannya. Dengan catatan, spesifikasi hostingnya memang sesuai dengan kebutuhan website Anda.

Panduan Lengkap Penggunaan .htaccess Pemula

 

Konfigurasi web server terkadang perlu diubah supaya website dapat berjalan dengan lancar. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan file httpd.conf. File ini, httpd.conf, merupakan file konfigurasi Apache Web Server. Segala konfigurasi Apache dapat diubah menggunakan file tersebut. Sayangnya tidak semua pengguna bisa mengaksesnya. Apalagi jika Anda menggunakan shared hosting.

Meskipun akses ke httpd.conf terbatas, ada cara lain untuk mengubah konfigurasi Apache Web Server, yaitu menggunakan file .htaccess. File .htaccess memungkinkan Anda untuk mengimplementasikan beberapa instruksi untuk menimpa konfigurasi httpd.conf tanpa membutuhkan akses ke file httpd.conf secara langsung.

Ada banyak konfigurasi yang dapat dilakukan menggunakan .htaccess. Namun beberapa konfigurasi terkadang membuat pengguna bingung. Supaya lebih mudah dalam memahami .htaccess, artikel ini akan membahas apa itu .htaccess dan bagaimana cara menggunakannya.

Apa itu .htaccess?

Sebelum belajar htaccess lebih jauh, mari kita mengenal file .htaccess terlebih dahulu. htaccess adalah file konfigurasi yang berjalan di website untuk mengatur beberapa konfigurasi Apache Web Server. File .htaccess dapat digunakan untuk mengubah konfigurasi seperti mengaktifkan dan menonaktifkan fungsionalitas yang berjalan, melakukan redirect, mengatur ulang URL, memproteksi direktori menggunakan password, proteksi hotlink, memblokir IP tertentu, mengganti zona waktu, melakukan redirect, dan masih banyak yang lainnya.

Anda tidak bisa menemukan langsung file .htaccess di dalam file manager. File ini terkadang tersembunyi di dalam direktori website. Anda perlu mengaktifkan fitur “show hidden file” untuk dapat menemukannya.

Bagaimana Cara Menggunakan .htaccess

Anda harus mempunyai akses masuk ke direktori website supaya dapat memodifikasi file .htaccess.  Ada dua cara yang biasanya digunakan, yaitu menggunakan File Manager dan akses menggunakan FTP.

  • Akses Menggunakan File Manager

Supaya bisa menggunakan cara ini, syaratnya adalah Anda harus mempunyai username dan password untuk mengakses cPanel.

Setelah mendapatkan akses untuk masuk ke cPanel, silakan ikuti panduan akses file .htaccess di File Manager untuk mengakses file .htaccess di dalam hosting menggunakan file manager.

  • Akses Menggunakan FTP

Selain menggunakan akses ke cPanel, ada cara lain untuk mengakses file .htaccess, yaitu menggunakan FTP client. Anda harus mempunyai username dan password.

Anda bisa menggunakan berbagai macam aplikasi FTP client yang tersedia di internet seperti FileZilla, WinSCP, CyberDuck, dan SmartFTP. Namun kebanyakan menggunakan FileZilla sebagai aplikasi FTP mereka.

Jika menggunakan FileZilla, Anda dapat menggunakan panduan menggunakan FileZilla yang sudah pernah diulas sebelumnya.

Bagaimana bila tidak menemukan file .htaccess meskipun fitur “show hidden file” sudah diaktifkan? Ada kemungkinan Apache Web Server belum mempunyai file .htaccess atau file .htacces hilang. Jadi supaya bisa menggunakan fitur .htaccess, Anda hanya perlu membuatnya saja.

Contoh Penggunaan .htaccess

Segala pengaturan di .htaccess dapat diatur menggunakan httpd.conf, tapi tidak semua pengaturan di httpd.conf dapat diatur menggunakan .htaccess.

Meskipun terbatas, ada banyak hal yang bisa Anda lakukan menggunakan .htaccess. Di bawah ini beberapa contoh penggunaan .htaccess untuk mengatur konfigurasi Apache Web Server untuk website Anda.

1. Penggunaan Komentar

File .htaccess biasanya sudah terbuat secara default di dalam folder. Di dalam file tersebut biasanya sudah terdapat beberapa baris konfigurasi yang tersedia. Jika Anda ingin menambahkan konfigurasi yang benar-benar baru. Anda dapat memberikan komentar menggunakan tanda “#” pada setiap baris kode yang sudah ada. Kemudian memasukkan script yang baru di bawahnya.

Setiap baris yang diberikan simbol tanda pagar (#) berarti tidak aktif atau menjadi baris komentar yang berarti ketika file .htaccess dibaca, setiap baris kode yang bersimbol tanda pagar tidak dibaca.

2. Full .htaccess Overriding

Anda bisa mengatur tingkat hak akses yang dapat dilakukan menggunakan .htaccess. Ketika Anda mengatur full .htaccess overriding, maka seluruh konfigurasi di .htaccess akan diterapkan seperti httpd.conf.

Full .htaccess overriding dapat dilakukan dengan menambahkan script di bawah ini:

# Allow .htaccess files their full powerAllowOverride All

3. Limited Overriding

Selain fungsi overriding, Anda bisa membatasi hak akses .htaccess ke dalam sistem. Di bawah ini adalah contoh script .htaccess yang hanya dapat ovveride authorization dan indexes.

# Only allow .htaccess files to override Authorization and IndexesAllowOverride AuthConfig Indexes

4. Mengecek Status .htaccess

Ada kemungkinan penyedia layanan hosting tidak mengizinkan user untuk mengakses file httpd.conf. Jadi, bagaimana Anda tahu apakah .htaccess aktif atau tidak? Salah satu caranya adalah dengan mengecek status .htaccess sendiri menggunakan fitur “is_htaccess_enabled”.

Di dalam web hosting, ketika Anda mengakses website, Apache Web Server akan merespon dengan mengarahkan permintaan dari browser ke folder tertentu di hosting. Umumnya file yang pertama kali diakses adalah .htaccess.

Saat Apache mengakses file .htaccess, file ini akan memberi tahu Apache file mana yang perlu dimuat terlebih dahulu.

Jadi untuk memastikan .htaccess berjalan atau tidak, caranya pengecekannya cukup sederhana. Anda cukup membuat file is_aktif.html dan mengisinya dengan beberapa kode script atau hanya teks saja. Kemudian arahkan file .htaccess untuk mengakses file is_aktif.html sebelum mengakses index.html.

Jika dukungan .htaccess tidak diaktifkan, Apache secara default akan mengabaikan file is_aktif.html dan kemudian tetap membuka file index.html. Namun jika file .htaccess aktif, browser akan mengakses file is_aktif.html dan menampilkan halaman is_aktif.html yang sudah dimasukkan beberapa baris kode atau teks tadi.

Penutup

File .htaccess memudahkan Ada untuk mengatur ulang web server. Adanya file ini membuat Anda tidak perlu membutuhkan akses httpd.conf yang terkadang aksesnya dibatasi oleh penyedia layanan hosting. Meskipun tidak semua pengaturan httpd.conf dapat dijalankan di .htaccess, tapi ada banyak fungsionalitas httpd.conf yang bisa Anda ubah di .htaccess.


4 Cara Menghilangkan Ketiak Basah Termudah

Sahabat drlaser co id - Semua orang pasti sudah mengenal istilah burket, yakni kepanjangan kalimat yang digunakan untuk menyebut ketiak bas...